Ratusan Kasus Gagal Ginjal Misterius dalam Indonesia Terkait Obat Batuk India?

Kasus bubar ginjal akut tanpa sebab yang dialami ratusan kerutunan di Indonesia menjadi sorotan lantaran menimbulkan dampak mengkhawatirkan. Seluber 131 kasus bubar ginjal misterius meluas di 14 provinsi di Tanah Air, yang kemudian dikaitkan bersama obat batuk asal India yang terkontaminasi bakteri.
Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI, dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) membantah kaitan antara obat batuk asal India lewat kasus suak ginjal akut hadapan Indonesia saat ini. Sebab pada dasarnya, obat produksi itu lewat bahan-bahan hadapan dalamnya tidak beredar hadapan Indonesia. Scroll menurut berita selengkapnya.
"Sudah dicek peredaran obat, mendampingi obat bahwa produksi dalam India tidak beredar dalam Indonesia. Dan bahan baku obat dalam Indonesia tidak beredar dalam India. Kemudian kedua, budak-budak ini tidak mengalami linu perut," ujarnya jauh didalam konferensi pers daring, Selasa 11 Oktober 2022.
Sebelumnya diberitakan VIVA, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan untuk empat obat pediatrik buatan India menyusul kematian 66 bocah efek cedera ginjal akut di negara Gambia, Afrika Barat. Menurut Peringatan Produk Medis WHO, bahan kimia beracun seperti dietilen glikol beserta etilen glikol ditemukan terdalam produk, adapun dilaporkan ala September 2022.
Keempat obat terkontaminasi tercatat telah diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, yang berlokasi dengan Haryana, India. Ini termenganut Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup dan Magrip N Cold Syrup, semua sirup obat batuk dan pilek.
"WHO sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan pertaktikan bersama otoritas pengatur hadapan India," kata organisasi itu dalam serangkaian tweet, mengutip Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip melalui The Health Site, beberapa waktu lalu.
Lebih jauh didalam, dokter Eka mengmenyingkapkan bahwa ala pasien anak cucu tersebut tidak mengalami sumbatan buang air mungil. Kondisinya lebih detail, dalam mana ginjal tidak memproduksi air seni pas sekali.
"Kami sudah pasang kateter beserta kering. Tidak ada produksi urinenya. Jadi ginjal tidak memproduksi urine," ujarnya lagi.
Dokter Eka menambahkan bahwa sejak awal tahun kasus ini sudah mulai muncul namun atas Januari-Juli 2022 tidak ada kenaikan yang signifikan. Hingga atas September bertambah seadi 71 kasus yang kini totalnya sampai 10 Oktober 2022 seadi 131 kasus.
"Kondisi ginjal anak-anak, ketimbang data pasien kami yang pulang kondisi ginjalnya pulih sempurna, ada terus yang belum pulih jadi pantas cuci darah ada terus yang masih dirawat," cerahnya.